Wednesday, February 5, 2020

Impian

Dari waktu aku masih SD, aku sudah memimpikan cinta yang indah. Aku sudah bisa menyukai teman sekelas, jatuh cinta pada pandangan pertama, berharap cinta berbalas, membayangkan indahnya saling mencintai, dll.
Ketika SMP dan SMA pun masih sama, selalu mendambakan cinta.

Tapi aku tidak pernah mendapatkannya. Yah... Mungkin karna memang aku ini buruk rupa, hehe... Klise ya! Pernah pada suatu waktu aku merasa marah dan berpikir cinta itu hanya untuk gadis-gadis cantik. Love at first sight hanya berlaku pada gadis yg berwajah cantik. Mana ada sih cowo yang langsung jatuh cinta sama cewe jelek, ya kan? Hahaha...

Tapi semakin bertambahnya umur, kemarahan itu hanyalah hiasan saja. Aku tetap wanita yang mendambakan cinta. Sampai saat ini aku sudah menikahpun aku masih mendambakan cinta. Tentu saja cinta suamiku. Karena aku merasa tidak mendapatkannya. 😔. Kok bisa sih ada suami istri hidup berdampingan setiap hari tapi tidak ada cinta?

Aku sendiri juga bertanya-tanya, apakah aku bisa menjalani hidup seperti ini.

Aku senang sekaligus iri ketika melihat pasangan lain yg terlihat harmonis. Lalu aku sedih ketika membaca kuot-kuot tentang pernikahan. Dimana dalam pernikahan itu harus ada cinta, respect, trust, faith, dll. Sementara aku merasa semua itu tidak ada dalam pernikahanku. Aku tidak merasakan cinta darinya karena suamiku tidak pernah tersenyum padaku. Kami juga tidak saling menghargai karena suamiku hampir tidak pernah merespon ketika aku bicara. Seperti yang pernah kutuliskan sebelumnya. Aku juga tidak bisa mempercayainya seutuhnya, karena dia sering berbohong dibelakangku. Diam dan tidak mengatakan yg sebenarnya itu juga disebut bohong kan? Lalu bagaimana dg keyakinan akan pernikahan ini? Pernikahanku hanya bisa dipisahkan oleh maut. Hanya saja dalam benakku selalu bertanya, kuatkah aku? Hidup dengan suami yg sepertinya membenciku?

Aku ini memang bukan tipe wanita idaman suami yg langsing, putih, cantik. Aku memang buruk, jauh dari kriteria wanita idaman suamiku. Apalagi jika dibandingkan dg mantan2nya, aku ini ibarat pembantu mereka saja. Tapi apakah harus malu, apakah dosa untuk menghargai istri yang jelek, setidaknya hanya untuk merespon dg senyuman ketika istri bicara??

Sampai di sini paham kan? Cinta yg selalu kudambakan tidak pernah kumiliki.

Tapi sebenarnya aku pernah diberi cinta yg indah  itu oleh seseorang. Seseorang yg mengagungkan cinta. Hanya saja aku tidak bisa memilikinya selamanya. Yah, Setidaknya aku pernah merasakan cinta yg indah itu sekali sepanjang hidupku ini. Indahnya dicintai, indahnya dihargai, indahnya didengar ketika bicara, indahnya disentuh dengan lembut. Indahnya berbincang. Indahnya kencan. Indahnya CINTA.

Sekarang aku harus menjalani hidupku tanpa cinta.

Semoga suatu saat Tuhan memberiku cinta indah itu melalui suamiku. Amin.